//IPB Kukuhkan 3 Guru Besar

IPB Kukuhkan 3 Guru Besar

Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali mengukuhkan tiga guru besarnya Sabtu (6/7) di Kampus IPB Dramaga, Bogor.  Ketiga guru besar yang dikukuhkan tersebut adalah, Prof Dr Ir Dewi Apri Astuti, MS, guru besar Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan yang menyampaikan orasinya berjudul “Upaya Peningkatan Efisiensi Pemanfaatan Energi Ternak Tropis dalam Menghadapi Pemanasan Global”.
 
Guru Besar Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Profesor Slamet Susanto pada kesempatan yang sama menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Pamelo: Jeruk Potensial Yang Masih Terabaikan”.
 
Sementara itu, Profesor Kukuh Murtilaksono, Guru Besar Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian juga menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Penyelarasan Implementasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai di Indonesia”.
 
Dalam orasi ilmiahnya, Prof Dewi Apri Astuti menawarkan solusi dalam upaya peningkatan efisiensi pemanfaatan energi ternak tropis melalui penekanan kehilangan panas yang dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:
 
Solusi pertama, pemilihan pakan padat energi yang kaya karbohidrat terlarut atau sumer lemak untuk diberikan pada ternak. Kedua, Pengaturan manajemen pemberian pakan berserat rendah dengan alternatif pemberian hijauan legume pada takaran yang optimal dan pemberian pakan berserat dilakukan malam hari pada suhu yang lebih nyaman.
 
Ketiga, memperhatikan kebutuhan ekstra energi untuk ternak yang digembalakan pada siang hari serta menjalankan animal welfare yang tepat bagi ternak yang digembalakan seperti memberikan perlindungan dalam bentuk naungan pohon di padang pengembalaan. Keempat, memperhatikan kondisi suhu dan kelembapan kandang dengan sirkulasi udara yang nyaman serta kepadatan ternak agar mempermudah desipasi panas tubuh.

Sementara itu, Prof Slamet Susanto memaparkan tentang keberadaan jeruk Pamelo yang masih belum terperhatikan atau dikesampingkan dan terabaikan karena belum dikenal.  Ia mengatakan, di pasar internasional, Pamelo merupakan jenis jeruk yang mempunyai nilai perdagangan yang tinggi mendampingi “grapefruit”, mandarin, orange, dan lemon.  “Konsumen jeruk termasuk Pamelo mempunyai rentang yang luas baik dilihat dari sisi usia, kelas sosial, tingkat pendidikan maupun geografis,” katanya.
 
Profesor Slamet mengungkapkan, jeruk Pamelo potensial dikembangkan, karena karakteristiknya yang khas, yaitu berukuran besar, memiliki rasa segar, dan daya simpan yang lama sampai empat bulan.  “Pamelo juga memiliki beberapa kultivar hanya terdapat di Indonesia,” katanya.
 
Berikutnya, Profesor Kukuh Murtilaksono, menyampaikan persoalan banjir di Jakarta yang selalu kerap terjadi, dan bahkan menjadi langganan lima tahunan.
 
Kukuh mengatakan bahwa dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) terpadu diperlukan catatan penting yaitu komitmen atau kesepakatan para pemangku kepentingan yang telah dibuat harus konsisten diterapkan tanpa harus mendahulukan kepentingan atau interest atau bahkan politik tertentu.
 
“Untuk itu, diperlukan pelibatkan dan pengontrolan masyarakat umum, LSM, dan akademisi untuk membantu penyelarasan implementasi kebijakan pengeloaan DAS yang telah dibuat oleh lembaga pemerintah terkait,” ujarnya.
 
Orasi ilmiah ketiga profesor baru IPB yang diselenggarakan bersamaan, merupakan tradisi baru yang dikembangkan IPB. Saat ini orasi ilmiah guru besar di IPB selalu menyertakan tiga professor.
 
Dengan pengukuhan tiga guru besar ini, jumlah guru besar di IPB bertambah. Saat ini jumlah guru besar IPB sekitar 180 guru besar terdiri dari 30 guru besar emiritus dan 150 guru besar aktif. (man)