//Cerita dari Sendai – Jepang.

Cerita dari Sendai – Jepang.

 

Cerita dari Siti Nurjanah, mahasiswa Departemen INTP peserta Student Exchange di Sendai – Jepang.

“Pengalaman ini merupakan hal yang serba pertama bagi saya. Pertama kali ke luar negeri dan pertama kali merasakan kegiatan student exchange. Program yang sedang saya ikuti selama satu semester ini adalah JYPE (Junior Year Program in English) dari Tohoku University, Sendai, Jepang. Hari pertama saya tiba di Jepang adalah bulan September 2012 yang pada saat itu masih aki  (musim gugur) jadi merupakan hal pertama bagi saya melihat pepohonan dengan daun yang berwarna-warni atau disebutnya momiji. Pada tahun ini mahasiswa yang mengikuti program JYPE berasal dari China, Taiwan, Hongkong, Amerika, Thailand, Filipina, Venezuela dan dari beberapa Negara Eropa. Mahasiswa yang berasal dari Indonesia untuk program ini berjumlah lima orang, termasuk saya. Sunguh menakjubkan memiliki kesempatan untuk bisa berteman dengan mahasiswa yang berasal dari belahan dunia lain. Kita bisa saling belajar mengenai sifat dan karakter dari berbagai negara.”


Menjalani kehidupan di Jepang tentunya banyak suka-duka. Salah satu hal yang menjadi rintangan disini khususnya bagi muslim adalah mendapatkan makanan dan minuman yang halal. Makanan dan minuman halal bisa secara mudah diidentifikasi dari komposisinya, namun semua komposisi yang tertera di makanan dan minuman semuanya memakai huruf Jepang yang sebagian besar adalah kanji. Hal yang menarik lainnya adalah waktu sholat yang berbeda dengan di Indonesia, terutama pada musim dinging.

Tohoku University mempunyai lima kampus, yaitu Kawauchi, Amamiya, Aobayama, Katahir dan Seiryo.  Jarak antar kampus cukup jauh, transportasi yang sering digunakan mahasiswa adalah sepeda, namun dikerenakan saat ini salju sudah tebal (25-30 cm) maka transportasi untuk pergi ke kampus adalah bis.  Selain mengikuti perkuliahan, kegiatan utama dari program ini (JYPE) adalah Individual Research Training, setiap mahasiswa ditempatkan di laboratorium sesuai dengan bidangnya masing-masing. Semua kuliah yang saya ambil berada di kampus Kawauchi, sedangkan laboratorium berada di kampus Amamiya dengan jarak tempuh 40 menit berjalan kaki.

Di Jepang setiap mahasiswa yang menjadi anggota di laboratorium memiliki meja kerja sendiri, sehingga sebagian besar kegiatan dihabiskan di meja kerja laboratorium. Sekarang saya berada di laboratorium dibawah bimbingan Prof. Masaaki Toyomizu di Animal Nutrition Laboratory. Bekal ilmu dari Departemen INTP sangat berguna disini, terutama ilmu-ilmu yang saya dapat ketika praktikum. Disini, semuanya harus dikerjakan sendiri, analisa, mengurus ayam, membersihkan kandang dan keperluannya, hingga membuat pakan sendiri. Keterampilan dan ilmu benar-benar dibutuhkan. Sebagai contoh dalam membuat pakan, selain formulasi pakan yang harus dibuat secara teliti, ilmu mengenai pencampuran pakan pun harus diingat. Terkadang saya menyesal ketika mengingat praktikum yang saya ikuti tidak serius, padahal ilmunya sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan penelitian saya.” (bersambung) [sn/igp]